Puisi dan Romantika Cinta Generasi X

Siapa yang bisa menghadirkan romantika cinta sebaik Hardi Hood? Atau mulailah menghitung dengan jari, perempuan mana yang seberuntung Kustrini? Tepat pada Dies Natalis emasnya – 50 tahun – Kustrini dihadiahi sebuah buku puisi. Dari buku ini, Kustrini mendapatkan bukti cinta sedalam Qais pada Laila dan semegah Mughal Shah Jahan pada Arjumand Banu Begum. Ya, Taj Mahal itu adalah sebuah buku puisi cantik berjudul Merenda Hati (50 Buku untuk Istri).

Hardi bukan orang biasa dalam beberapa hal. Bahkan soal hati ia bisa sedisiplin Samurai. “Sengaja saya mengumpulkan sejumlah puisi yang saya buat dari tahun 1982 ke tahun 1986, lebih 30 tahun lalu. Pui­si-puisi ini saya simpan dalam buku diary. Buku yang saya dapat pelihara dengan baik,” demikian petikan mukaddimah Hardi dalam buku ini.

Dalam lintasan masa yang dirumuskan para ahli, kurun 30 tahun silam adalah tempat berseminya romantika dan romansa para Generasi X (Gen X – The Baby Bust). Masa di mana surel, chating dan temu muka di jejaring sosial bahkan belum terbayangkan. Maka pesan – pesan hati dan gundah gulana disampaikan dengan takzim dalam format hard copy.

Simak pula ungkap Hasan Aspahani dalam sambutan buku ini: Ia tahu, sore harinya, di bangku yang sama seorang gadis manis adik kelasnya akan duduk di kursi yang sama, dan menerima surat itu. Ini modus abadi di negeri yang fasilitas pendidikannya belum memadai, seh­ingga satu ruang kelas harus dipakai bergantian. Tapi, itulah yang melahirkan puisi-puisi awal di buku ini, dan melahir­kan seorang penyair yang tak pernah peduli dia mau disebut apa.

Buku ini tentu saja sudah menggetarkan Cik Puan Kustrini dan sejurus itu mampu mengembalikannya ke masa kejayaan budak dara yang kepayang. Tuan Hardi memang luar biasa, sebagai suami, senator dan penyair cinta. Bahkan untuk harkat penyair itu, diakui sendiri oleh sesama marga Hood yang juga penyair hebat.

“Meskipun saya terkenal dan Hardi di Bandung sudah mendengar sepak terjang saya, tapi tetap saja saya sadar, yang penyair itu Hardi sebenarnya. Tulisannya bagus, saya penulis kolom, dia pernah menulis kolom juga, pembacanya banyak di sebuah koran lokal ternama. Dia adalah penulis pidato-pidato penting bagi orang-orang penting di Kepu­lauan Riau, biasanya dengan ungkapan-ungkapan Sastra Melayu yang dirangkainya,” ini testimoni Husnizar Hood, penyair yang pernah mendapat Anugerah Jembia Emas 2016. ~

 

RESENSI Oleh Muhammad Natsir Tahar

Judul Merenda Hati (50 Buku untuk Istri)
Penulis Hardi S Hood
Penerbit Batam Bisa Production
ISBN  978-602-60375-2-7
Tebal 175 Halaman

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *