Judul: Bersimpuh untuk Negeri
Penulis: DR. H. Hardi Selamat Hood
Penerbit: Focus Publishing Intermedia
Editor: Muhammad Natsir Tahar
ISBN: 978-602-61219-3-6
Desainer Grafis: Mahfut Azhari
Tebal: 500 Halaman
Cetakan Pertama: Maret 2019
Catatan Penulis
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT atas terlaksananya penulisan dan penerbitan buku yang berjudul Bersimpuh untuk Negeri (Catatan Pemikiran Senator Kepulauan Riau) ini. Sebangun dengan buku sebelumnya Mengabdi dengan Hati (Sebuah Catatan dari Senayan), buku ini saya dedikasikan sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja pada akhir periode kedua saya selaku Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI).
Catatan – catatan itu adalah pemetaan pikiran sekaligus sebagai guideline dalam lini masa saya dan teman-teman yang terhimpun dalam Komite III DPD RI. Tentunya rentang lima tahun yang penuh dinamika, beban tugas, kendala dan gejolak pemikiran dalam berupaya berlomba-lomba demi kebaikan negeri ini, tidak akan cukup untuk mewakili seluruh bangunan sejarah Komite III untuk kami wariskan ke sidang pembaca.
Bersimpuh untuk Negeri adalah frasa metaforis untuk mengatakan bahwa saya telah berupaya memberikan yang terbaik sesuai dengan kewenangan yang diberikan kepada kami. Selaku Ketua Komite III saya tidak akan pernah bergeser dari komitmen bagi kemajuan bangsa dan negara meski kami mungkin tidak bisa memenuhi ekspekstasi yang terlalu tinggi misalnya, mengingat ruang gerak lembaga DPD RI yang dibatasi oleh Undang-undang.
Selain sebagai catatan pemikiran, saya juga mengambil referensi dari Naskah Akademik RUU pada berbagai bidang yang telah disusun dan diusulkan oleh Komite III, kemudian disesuaikan dengan kebutuhan muatan buku ini, baik secara estetika bahasa, pemutakhiran data serta pilihan – pilihan diksi yang lebih komunikatif. Sehingga lintasan-lintasan pemikiran berharga tersebut tidak hanya tinggal sebagai momen, namun juga perlu diabadikan sebagai monumen melalui buku ini.
Charles Augustus Lindbergh, seorang pilot pesawat Amerika Serikat ulung yang terkenal karena penerbangan solonya menyeberangi Lautan Atlantik pada 1927, pernah berkata: Dari pesawat terbang yang saya cintai, saya melihat ilmu pengetahuan yang saya puja memusnahkan kebudayaan, padahal saya mengharapkan mereka dimanfaatkan untuk kebudayaan.
Maka buku ini menemukan tugasnya untuk menyatukan ilmu pengetahuan dengan budaya Indonesia serta kearifan lokal yang luhur sebagai satu sinergi yang dahsyat, bukan sebaliknya. Selamat membaca!
DR H Hardi Selamat Hood
KATA PENGANTAR
Saya memanjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya kita masih dapat bersama-sama terus membangun bangsa dan Negara yang kita cintai.
Saya mengenal Penulis, Hardi Selamat Hood, jauh sebelum beliau menjadi Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, seterusnya pada saat bersama-sama menjadi Anggota DPD RI, beliau menghadiahkan bukunya Mengabdi dengan Hati yang ditulisnya sebagai pertanggungjawaban pertama beliau di DPD RI.
Menulis adalah bekerja untuk keabadian dan buku adalah monumen keabadian melalui usaha – usaha intelektual. Hal ini yang agaknya diamini oleh Hardi Selamat Hood sehingga dalam kepadatan hari – harinya mengemban tugas sebagai Anggota DPD RI, beliau terus menulis buku yang berjudul Bersimpuh untuk Negeri (Catatan Pemikiran Senator Kepulauan Riau).
Tentu saya memberikan apresiasi penuh dan dorongan spirit dari saya pribadi dan selaku Ketua DPD RI, agar buku ini bermanfaat menjadi dokumen politik sebagai anak bangsa dalam menjalankan tugas konstitusinya sebagai Anggota DPD RI.
Selanjutnya saya senantiasa berharap tentunya buku ini tidak menjadi buku terakhir yang beliau tulis. Kami menunggu karya besar selanjutnya terutama dalam merangkum referensi, dokumentasi kinerja dan catatan-catatan dari perspektif kolektif dan pribadi beliau sendiri.
Akhir kalam, pada kesempatan yang tidak biasa ini, apakah akan berlebihan bila saya memetik quote seorang penulis fenomenal abad ini: “Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu tak kan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.” ¯ – Pramoedya Ananta Toer. ~
OESMAN SAPTA
KETUA DPD RI
Jakarta, Februari 2019